Selasa, 11 Januari 2011

Manipulasi keinginan

Biarkan saya mulai bercerita dengan kalimat tanya.

Sebenarnya apa yang  kita cari dalam hidup? Coba kembali ke kehidupan zaman kuno, lihatlah motivasi orang-orang pada setiap zaman yang berbeda dan renungkan kehidupan saat ini.

Dapatkah kita melihat perubahan yang terjadi antara kebutuhan dan keinginan? Dapatkah kita melihat dan memisahkan antara kebutuhan dan keinginan manusia pada zaman ini dan pada zaman-zaman sebelumnya?

Sadarkah kita akan kebutuhan dan keinginan kita sekarang sering diputarbalikkan dengan informasi yang "salah" yang secara sengaja dibuat untuk memenuhi isi kantong beberapa pihak? Sadarkah kita terkadang kita dikendalikan oleh orang lain untuk mengerjakan keinginannya dengan menekan kebutuhan kita?

Mari kita berpikir dalam setiap perbuatan kita, apakah kita bergerak dengan tujuan kebutuhan atau keinginan? Manusia pada dasarnya adalah hewan, instingnya adalah untuk bertahan hidup. Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan tersebut bahkan dengan "memakan" orang lain. Tapi perlukah kita untuk "memakan" orang lain untuk memenuhi keinginan kita dan mengapa kita tidak pernah puas dengan memenuhi keinginan tersebut?

Apakah perkembangan budaya manusia yang mengiming-imingi peningkatan "kualitas hidup" (budaya ekonomi modern misalnya) benar-benar dapat membuat kita hidup bahagia, atau hanya akan membuat kita malas? Sebenarnya, apa itu kualitas hidup yang lebih baik? Apakah budaya kita manusia telah berkembang ke arah yang benar, atau hanya mengarah kekahancuran?

Alam sudah membuktikan bahwa kita salah, keberadaan budaya manusia mulai mengusik dirinya. Sadarkah kita, bahwa kita hanyalah seonggok bahan organik yang dciptakan dari tanah, bumi, atau alam yang tersintesis mendekati sempurna hanya karena alam menginginkannya. Kemudian, ketika alam sudah merasa bosan oleh keberadaan manusia yang sudah mulai mengganggu dirinya dengan "mudah" akan kembali mengatur populasi manusia dan ciptaan-ciptaannya ("manusia" anorganik (mesin)) sampai pada taraf yang bisa alam terima. Sadarkah kita bahwa semakin cepat kita bertumbuh semakin cepat kita menuju kehancuran?

Mari kita lihat sistem persaingan dunia saat ini yang dengan bangganya dikatakan dapat mempercepat pertumbuhan budaya manusia dan kehidupan yang lebih "baik", yaitu persaingan berbasis ekonomi yang dengan betapa bodohnya sistem tersebut membuat kita sesama manusia bersaing diatas tanah yang sedang berguncang. Tidak dapatkah kita menyadari bahaya tersebut? Beberapa orang pasti sadar, namun apa yang dapat kita perbuat? Sistem ini sudah sangat kokoh, satu generasi manusia hilang pun tidak akan berpengaruh besar terhadap sistem ini. Apakah kita harus menunggu alam mengeluarkan peringatannya yang menakutkan (bencana alam, pemanasan global hanyalah peringatan kecil yang tidak akan secara signifikan "menggugah selera" manusia untuk berubah terutama yang tidak mengalami atau merasa dirugikan)? Dan ketika itu terjadi kita hanya berkata "Ya sudahlah", dan ketika mengingat hari ini dimana kita sadar kita hanya berkata "coba waktu itu saya tidak berbuat demikian ya". Kita semua sudah capai untuk menyesal, perkataan andai saja, jika saja, kalau saja, sudah sering kita lontarkan.

Tulisan ini dibuat tidak untuk membuat anda dan saya bertindak, namun hanya untuk menyadarkan saja bahwa kita manusia punya hakekat hidupnya masing-masing. Kita harus sadar apa itu keinginan dan apa itu kebutuhan, janganlah kita "memakan" orang lain, ataupun memanipulasi keinginan orang lain demi keinginan kita melainkan membantu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sadarlah akan adanya sistem kehidupan yang terkadang mempermainkan keinginan kita untuk melupakan hakekat hidup kita yang sesungguhnya. Sadarlah akan adanya bahaya yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar