Sabtu, 22 Januari 2011

Analisa Kebutuhan Pihak-Pihak yang Terlibat Sebagai Dasar Analisis Strategi Pengembangan Bioprospecting

Dalam membuat sistem yang baik kita harus mampu untuk menemukan penghubung antar kebutuhan dan keinginan masing-masing pihak yang akan terlibat dalam sistem tersebut. Demikian juga ketika kita harus membuat suatu regulasi ataupun system yang akan melibatkan banyak pihak seperti bioprospekting ini. Pihak-pihak yang diperkirakan terlibat dalam mengembangkan bioprospekting adalah sang pemilik, sang penghubung, sang pengembang, sang pengatur, dan sang penilai/pemakai. Nanti akan lebih dijelaskan lebih lanjut mengenai ini. Ketika pihak sudah ditentukan perlu dianalisa motivasi masing-masing pihak yang terlibat. Hal ini dapat dibantu dengan teori motivasi manusia melalui teori hirarki tingkat kebutuhan mashlow.

Kebutuhan manusia sebagai makhluk Individu menurut Mashlow
Teori hirarki kebutuhan menurut mashlow ditujukan kepada orang-orang yang sehat dalam artian bukan orang yang memiliki kelainan mental. Namun secara fungsinya teori kebutuhan Mashlow ini juga dapat diterapkan pada setiap organisasi yang dibuat oleh manusia diluar hal-hal lain yang tidak wajar, misalnya pembangunan organisasi sebagai strategi terhadap organisasi lain, atau yang dibangun dengan kepentingan berbedadari normal. Kebutuhan menurut hirarki Mashlow mengarah kepada kebutuhan setiap individu namun bisa juga ketingkat organisasi yang lebih tinggi namun lebih kompleks dalam analisanya. Menurut Mashlow terdapat 5 tingkatan kebutuhan manusia yang dapat digambarkan seperti piramida pada gambar 1.


Gambar 1. Tingkat kebutuhan menurut Mashlow

Kebutuhan pertama yang paling harus dipenuhi oleh manusia adalah kebutuhan fisik, mencakup makanan, minuman, udara, seks, tidur, ekskresi, metabolism tubuh, dan lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan jasmani. Poin penting pada tingkat kebutuhan dasar ini adalah kebutuhan untuk dapat bertahan hidup
Tingkat kebutuhan kedua adalah keamanan. Setelah mencapai pemenuhan kebutuhan fisik maka manusia meningkatkan kebutuhannya ketahap keamanan, kestabilan, dan perlindungan dalam hidupnya, seperti kesehatan untuk menjaga keamanan hidup fisik. Poin penting pada tingkat kebutuhan ini adalah ketenangan atau rasa aman seseorang terhadap keberlangsungan hidupnya dimasa depan.
Tingkat setelah itu adalah kebutuhan sosial, keluarga, teman, masyarakat. Tingkat ketiga ini lebih menekankan kepada manusia sebagai makhluk sosial dimana membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasinya seperti kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki oleh orang lain. Permasalahan pada kebutuhan ketiga ini malah bisa menekan kebutuhan pertama dan kedua seperti orang saat putus cinta atau stress hingga mogok makan. Kebutuhan ketiga ini memiliki poin penting kedekatan sosial, emosi, komunikasi.
Tingkat kebutuhan selanjutnya adalah penghargaan. Dalam kebutuhan penghargaan terdapat 2 jenis keinginan yaitu keinginan untuk memiliki kekuatan, pencapaian, pencukupan agar dapat menghadapi dunia dan dapat berdiri sendiri (kebebasan); jenis yang kedua adalah mendapatkan reputasi, harga diri, status, kemenangan, dan juga ketenaran. Dalam tingkat kebutuhan ini yang terpenting adalah seseorang ingin mendapat kepercayaan diri dalam bentuk kekuatan, harga diri, status, dll yang diperoleh dari cara pandang orang lain terhadap dirinya. Jika ditelusuri lagi kebutuhan ini sebenarnya adalah kebutuhan manusia untuk memastikan atau mengamankan kebutuhan emosi pada tingkat ketiga. Seperti kebutuhan akan kekuatan dan harga diri untuk menjaga dan mengamankan kebutuhan emosinya pada semua orang dalam artian ingin mendapat penerimaan kedekatan dengan orang-orang yang diinginkannya.
Tingkat kebutuhan yang terakhir adalah aktualisasi diri. Dimana seseorang harus menghasilkan sesuatu sebagai simbol dari dirinya seorang seperti pelukis dengan lukisannya, pemusik dengan musik ciptaannya, pada tahapan ini juga terdapat perbedaan terbesar pada setiap manusia. (Antanamsu. 2009) (Wikipedia. 2009) (Maslow, Abraham H. 1970)
Terdapat beberapa poin yang ingin dikomentari pada teori ini. Jika ditilik dari sisi pembuat yaitu Abraham Mashlow yang merupakan seorang pria yang berpikir dominan dengan logika dibanding emosi membawa dia untuk mengurutkan kebutuhan emosi pada tingkat 3, yang menurut saya seharusnya dalam kasus-kasus tertentu setara pada kebutuhan pertama dan juga pada kebutuhan penghargaan yang seharusnya diatas kebutuhan emosi (gambar 2).
Sebagai contoh apakah seorang ibu akan memakan makanannya terlebih dahulu ketika anaknya tidak dapat makan, apakah rasional atau sesuai teori Mashlow ini bagi seorang samurai Jepang yang bunuh diri dalam rangka melindungi harga dirinya. Pada kasus-kasus kebanyakan pada Negara barat memang cocok untuk memasukkan teori ini tetapi dalam adat timur terdapat beberapa hal yang berbeda, dan jika ditelusuri lebih lanjut maka kebutuhan fisik dan emosi setiap individu dapat berbeda-beda tergantung cara pandang masing-masing. Namun teori ini cocok untuk diterapkan pada perusahaan-perusahaan berbasis profit yang semua hal harus objektif, rasional, dan penuh logika.



Gambar 2. Modifikasi kebutuhan Mashlow

Sebagai catatan modifikasi teori hirarki Mashlow berlaku pada individu emosional seperti manusia adat/ timur, organisasi non-profit dan teori hirarki Mashlow tetap berlaku pada individu logika atau rasional seperti manusia modern, perusahaan profit, pemerintah, dan dunia.


Pihak-pihak yang terlibat beserta analisis kebutuhannya menurut Mashlow

Terdapat 5 pihak yang terlibat dalam pengembangan bioprospekting ini yaitu sang pemilik, sang pengembang, sang penghubung, sang pengatur, dan sang penilai atau pemakai. Dalam menganalisa kebutuhan kelima pihak ini digunakan gambar 2 dimana tingkat kebutuhan fisik dan emosi didasar tingkat kebutuhan. Hal ini agar dapat dilakukan pendekatan terhadap budaya timur yang menjaga kebutuhan emosinya setara kebutuhan fisiknya.

Sang pemilik
Sang pemilik disini adalah suatu organisasi masyarakat atau sekelompok orang yang memiliki pengetahuan atau sumber daya yang ingin dimanfaatkan oleh sang pengembang. Pada pihak ini tingkat kebutuhan dasar mashlow akan sangat beragam antara kebutuhan fisik dan juga kebutuhan emosinya. Saat mengidentifikasi sang pemilik, haruslah dicari informasi juga mengenai cara pandangnya dan apa yang diinginkannya dari seorang pendatang. Walaupun secara mendasar pada setiap individu akan mengikuti hirarki Mashlow, hanya saja terdapat faktor adat turun temurun yang dapat mengubah cara pandang terhadap kebutuhan tersebut. Dalam keberlanjutan kerjasamanya diperlukan sang penghubung.
Analisa kebutuhan Mashlow pada pihak ini dapat dilakukan dengan cara meneliti apa yang bagi sang pemilik ini penting untuk menjalankan hidupnya baik secara jasmani maupun secara emosi. Lalu tahap kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan untuk melindungi dan memastikan bahwa keberlangsungan organisasi pemilik akan tetap terjaga baik keamanan kebutuhan fisik maupun keamanan kebutuhan emosinya. Setelah itu semua kebutuhan tersebut didapatkan barulah pihak ini mulai untuk mengaktualisasikan dirinya.
Pada sebagian suku di Indonesia misalnya suku dayak pedalaman aktualisasi dimuka umum menjadi suatu hal yang akan mengganggu kebutuhan tingkat-tingkat sebelumnya seperti keberlangsungan adat mereka yang menurut mereka juga akan mengganggu keberlangsungan hidup mereka. Jika mereka dapat diyakinkan bahwa aktualisasi diri pada suku ini tidak mengganggu 4 kebutuhan sebelumnya maka aktualisasi ini dapat dilakukan. Hal ini terbukti dari penerimaan mereka terhadap tamu asing yang ingin melihat mereka. Ini merupakan bentuk kebutuhan suku dayak terhadap suatu aktualisasi diri mereka kepada tamu asing tersebut.

Sang Pengembang
Sang pengembang disini adalah pihak yang memiliki modal untuk dapat memunculkan pengetahuan tradisional atau bioprospekting ini kearah dunia baik nasional maupun internasional. Analisa Mashlow pada pihak ini sangat terasa karena pengembang ini sebagian besar bermain dengan uang dan logika yang rasional karena dia berhubungan langsung dengan dunia yang koevolusinya mengarahkan pengembang harus mengikuti alur dunia saat ini.
Analisa kebutuhan Mashlow pada tingkat kebutuhan dasar yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup pada pihak pengembang ini terlihat dalam bentuk uang yang merupakan darah dari suatu organisasi profit. Pada tingkatan selanjutnya yaitu kepastian mengenai keamanan organisasinya juga dapat digantikan dengan uang, karena dalam dunia sekarang uang dapat ditukar dengan segalanya, missal untuk menjaga asset-asetnya seperti bangunan pihak ini bisa membeli keamanan dengan asuransi. Kebutuhan tingkat 3 dan 4 (gambar 1) pada organisasi profit biasanya tidak ada. Rata-rata organisasi ini (perusahaan-perusahaan profit) menyentuh emosi masyarakat dalam tujuan kebutuhan tingkat duanya, yaitu kebutuhan keamanan dari konsumennya. Lalu kebutuhan tingkat lima dari organisasi ini adalah kebutuhan untuk mengaktualisasikan organisasinya dimata dunia yang biasanya juga dikaitkan dengan kebutuhan kedua. Jadi selama ada keuntungan dan keuntungan tersebut dapat bertahan lama itu sudah dapat memenuhi semua kebutuhan dari pihak pengembang ini.

Sang Penghubung
Sang penghubung merupakan posisi penting yang menjaga keberlangsungan 2 pihak pemilik dan pengembang. Sang penghubung ini biasanya berbentuk organisasi yang memiliki tujuan sebagai penghubung. Sang penghubung haruslah memiliki kebutuhan dasar emosi (kebutuhan akan love, belongings pada gambar 2) sebagai penjaga hubungan, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka organisasi penghubung ini telah gagal untuk hidup. Menjaga hubungan antara 2 pihak ini merupakan hal yang sulit dan dibutuhkan suatu spesialisasi dalam hal identifikasi pemilik, menganalisa kebutuhan pemilik, menghubungkan kebutuhan tersebut dengan kebutuhan sang pengembang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu posisi ini harus dibentuk khusus.
Analisa kebutuhan sang penghubung menurut Mashlow, pada tingkat dasar terdapat kebutuhan fisik dan emosi (gambar 2). Kebutuhan fisik dari organisasi ini adalah uang dimana setiap orang yang terlibat dalam organisasi ini juga memiliki kebutuhannya sendiri-sendiri diluar kepentingan organisasi. Kebutuhan masing-masing individu dalam organisasi penghubung ini serupa dengan hirarki Mashlow baik pada gambar 2 maupun gambar 1 yang dalam dunia saat ini dapat digantikan dengan uang. Jadi uang merupakan tingkat kebutuhan dasar bagi organisasi ini. Tingkat kebutuhan dasar yang lain (emosi) adalah pemenuhan tujuan dari organisasi ini diciptakan yaitu, membentuk dan menjaga hubungan antara pengembang dan pemilik. Lalu setelah kedua hal ini tercapai sang penghubung akan mengatur strategi-strategi untuk menjaga keberlangsungan pemenuhan kebutuhan tingkat dasar ini (merupakan bentuk kebutuhan tingkat 2 yaitu, esteem dan safety) yaitu keberlangsungan uang dan keberlangsungan tugas menjadi penghubung yang baik.
Ketiga pihak diatas adalah pihak produsen.

Sang Pengatur
Sang pengatur disini adalah organisasi yang memiliki hak atau kekuatan untuk mengatur yang biasanya adalah pemerintah. Sang pemilik, sang pengembang, dan sang penghubung biasanya adalah bagian atau dibawah perintah dari sang pengatur ini sehingga sang pengatur memiliki posisi penting agar semuanya dapat berjalan dengan baik menurut pihak pengatur. Berjalan dengan baik ini merupakan salah satu tujuan atau kebutuhan dari sang pengatur yang dapat dijelaskan pada analisa hirarki Mashlow yang disesuaikan dengan karakter sebuah Negara.
Analisa kebutuhan pemerintah sangatlah luas karena pengaturan bioprospekting merupakan sebagian kecil dari tugas pemerintah. Kebutuhan dasar dari pemerintah adalah keutuhan negara Indonesia baik dalam hal fisik Negara maupun emosi (jiwa) Negara. Tingkat kedua dari tingkat kebutuhan esteem dan safety adalah keberlangsungan Negara Indonesia selama-lamanya baik dari segi fisik (wilayah, rakyat, devisa) maupun dari segi jiwa (budaya). Lalu setelah itu dapat dilakukan aktualisasi Negara.
Pada kondisi Indonesia sekarang kebutuhan fisik dan kebutuhan emosi sudah terpenuhi namun dalam perkembangannya Indonesia lebih fokus kepada menjaga kebutuhan fisik Negara dibanding kebutuhan jiwanya. Hal ini terlihat dari berkembangnya ekonomi tidak dibarengi dengan perkembangan budaya yang akhirnya banyak dilupakan oleh rakyatnya sendiri apalagi untuk dipandang oleh Negara lain (Malaysia misalnya). Hal ini merupakan suatu ciri Negara berkembang dan Indonesia dalam tahap menuju pengembangan budaya dalam arti menuju Negara maju.

Sang Penilai/Pemakai (pihak konsumen)
Sang penilai/pemakai adalah tujuan akhir dari kerjasama 4 pihak sebelumnya dimana pihak ini lah yang akan menilai apakah kerjasama tersebut menghasilkan produk yang baik dan apakah sang penilai ini akan menjadi sang pemakai. Tujuan dari kerjasama 4 pihak adalah terciptanya keberlangsungan dengan adanya pemakai terhadap produk yang telah dibuatnya. Sang penilai dan pemakai tidak lain dan tidak bukan adalah gabungan individu-individu manusia diseluruh dunia (walaupun pada tahap awal tidak dilakukan targeting ke seluruh individu dunia). Harus dipisahkan antara kebutuhan individu (sang pemakai) dan kebutuhan dunia saat ini (sang penilai).
Pada kebutuhan tingkat individu, sang pemakai, akan mengikuti teori hirarki Mashlow pada bagian sebelumnya. Pihak pengembang yang paling berperan dalam memenuhi kebutuhan sang pemakai namun pihak-pihak lain juga tidak dibatasi dalam memenuhi dan mempengaruhi kebutuhan sang pemakai. Pemenuhan kebutuhan sang pemakai ini perlu diperhatikan sebelumnya oleh sang pengembang dan penghubung apakah menjadi kebutuhan dasar sang pemakai atau kebutuhan tingkat kelimanya sang pemakai, dimana kondisi pyramid (gambar 1) mencerminkan jumlah kebutuhan.
Pada tingkat kebutuhan dunia kita harus memandang dunia sebagai satu kesatuan dimana kebutuhan paling utamanya adalah sumber daya alam dan layanan ekosistem bumi bagi terpenuhinya kebutuhan manusia. Sebagai catatan bahwa kebutuhan mendasar pihak penilai bukanlah penggunaan layanan ekosistem namun penciptaaan layanan ekosistem tersebut. Kebutuhan tingkat keduanya adalah memastikan keberlangsungan semua sumber daya alam dan bumi sesuai dengan kondisi kenyamanan manusia. Kebutuhan ketiga, keempat, dan kelima belum ada kecuali kita sudah hidup pada zaman Starwars.

Strategi pemenuhan kebutuhan setiap pihak sebagai jawaban keberlangsungan suatu produk bioprospekting

Tabel 1. Analisa tingkat kebutuhan pihak-pihak yang terlibat





Awal penentuan strategi
Dalam menentukan strategi awal pengembangan bioprospekting harus dimulai dari proses identifikasi potensi bioprospekting itu sendiri. Bioprospekting yang akan diambil alangkah baiknya memenuhi kebutuhan tingkat dasar dari setiap pihak namun potensi tersebut sulit didapat karena biasanya terdapat permasalahan kepada pihak pemilik. Pihak pemilik biasanya menempatkan suatu pengembangan pengetahuan yang dimilikinya kedalam tingkatan yang kelima dimana merupakan suatu bentuk aktualisasi diri terutama pada masyarakat adat yang tertutup akan uang dan ekonomi. Untuk masyarakat adat yang menerima timbal balik dalam bentuk uang hal ini akan mudah namun perlu dipertimbangkan bahwa perlu diberitahu secara jelas dan benar bahwa uang dapat mengubah kebudayaan mereka, hal ini demi kelangsungan budaya mereka yang berarti demi menjaga keberlangsungan bisnis dan kebutuhan setiap pihak yang terlibat.
Dalam proses identifikasi biasanya dilakukan oleh pihak penghubung. Pihak penghubung ini diharuskan untuk menargetkan kebutuhan pihak penilai dan pemakai yang semakin mendasar semakin baik demi keberlangsungan perputaran uang yang akan memenuhi kebutuhan pihak-pihak lainnya (pemilik, penghubung, pengembang, pengatur). Pihak penilai penting diperhitungkan karena akan mengendalikan opini publik terhadap bioprospekting tersebut. Selain itu pendekatan terhadap pihak penilai ini penting untuk menjaga keberlangsungan sumber daya yang akan digunakan dalam bioprospekting bukan hanya untuk keberlangsungan bisnis semata.

Pengembangan
Dalam mengembangkan bioprospekting dibutuhkan pihak pengembang yang menjadikan proyek bioprospekting itu menjadi jiwa mereka jika bisnis mati maka pihak pengembang akan mati. Oleh karena itu untuk mendapatkan pihak pengembang yang berani mengambil resiko dibutuhkan suatu hadiah yang cukup besar yaitu, return of investment yang tinggi. Dalam menjaga keberlangsungan setiap pihak produsen yang terlibat diperlukan suatu regulasi yang dibuat dan ditentukan oleh pihak pengatur yaitu dalam bentuk hak paten yang dimiliki oleh pihak pemilik dan hak guna paten yang dimiliki oleh pengembang. Pihak penghubung kemungkinan adalah pihak sukarela yang mendapat dana atau uangnya dari pemerintah ataupun jika diswastakan akan mendapat uang dari para sponsor maupun dari komisi pengembang dalam artian uang harus ada agar organisasi dapat berjalan (lihat kebutuhan mendasar bagi pihak penghubung).
Pengembangan yang dilakukan oleh pihak pengembang haruslah tidak melenceng dari apa yang ingin disampaikan oleh pihak pemilik dan pihak penghubung harus diberi hak untuk melakukan kontrol terhadap pemanfaatan yang melenceng dari tujuan ketiga pihak produsen semula. Hak ini diberikan oleh pihak pengatur. Dalam hal tujuan pemenuhan kebutuhan pihak pemakai maupun pihak penilai, pihak pengembanglah yang berhak menentukan selama tidak mengganggu kepentingan dan nama baik sang pemilik dan sang penghubung walaupun identifikasi kebutuhan pemakai dan penilai dilakukan oleh pihak penghubung.
Dengan demikian diharapkan pihak pengembang dapat memberikan kontribusi pada negara dalam bentuk devisa dan pada pemilik dalam bentuk penghargaan bisa uang, bantuan, dan lain sebagainya. Namun hal yang perlu diingat oleh pengembang adalah tetap menjaga unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh sang pemilik melalui produk tersebut. Hal ini harus disadari betul oleh pihak pengembang karena proyek bioprospekting ini merupakan suatu modal untuk memasukkan produk kepasaran, ketika menghilangkan unsur budaya dalam mengenalkan produk ini maka karakter bioprospekting (indigenous knowledge) dalam produk tersebut akan ikut hilang. Dalam artian menghilangkan salah satu nilai tambah yang penting dimata pihak penilai yang berarti akan mempengaruhi publik sebagai pihak pemakai.

Mempertahankan dan mengevaluasi
Setelah strategi pengembangan terdapat strategi mempertahankan yang sebagian besar dilakukan oleh pihak pengembang dan pihak pengatur. Hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah munculnya kompetitor-kompetitor yang meniru produk serupa, namun kekuatan produk bioprospekting adalah pada brand yang terbentuk dalam produk terdapat suatu image budaya sang pemilik yang tidak bisa ditiru oleh negara lain kecuali sang pengatur tidak becus dalam menjaga kekayaan budayanya sendiri.
Proses evaluasi perlu dilakukan terutama oleh pihak penghubung untuk memastikan bahwa setiap proyek harus berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Juga untuk melakukan pengembangan-pengembangan strategi selanjutnya yang didapat dari masalah-masalah yang akan muncul ketika evaluasi dilakukan. Evaluasi juga merupakan hal yang wajib untuk dilakukan oleh setiap pihak untuk memastikan masalah-masalah atau potensi-potensi yang bisa digali lebih lanjut.

Kesimpulan
Dengan menggunakan metode analisa tingkat kebutuhan dalam membentuk suatu kerja sama bioprospekting akan mempererat dan memperjelas ikatan-ikatan posisi masing-masing pihak. Kekuatan ikatan yang terbentuk akan berasal dari motivasi akan pemenuhan kebutuhan sehingga diharapkan akan menjaga semangat masing-masing pihak yang terlibat dalam artian tidak hanya akan dijaga oleh satu pihak saja.
Dengan metode ini juga dapat dianalisa secara sepintas (untuk akuratnya memerlukan analisa yang cukup mahal) tingkat penggunaan dan penerimaan masyarakat dunia dalam mengembangkan bioprospekting dalam suatu negara. Juga dapat digunakan untuk menganalisa kebutuhan sang pemilik dalam tahap awal pendekatan.


Daftar Pustaka
Antanamsu. 2009. Maslow's Hierarchy: Applications for the Workplace. www.answer.com. Diunduh [15 Nov 09]
Wikipedia. 2009. Maslow's hierarchy of needs. www.Wikipedia.com. Diunduh [15 Nov 09]
Maslow, Abraham H. 1970. Motivation and Personality, 2nd. ed., New York, Harper & Row. Melalui: Ralph Kenyon [2008/04/27]. www.xenodhocy.org. Diunduh [15 Nov 09]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar